Senin, Desember 28, 2015

B E R K A T N A T A L

                                                                     Lukas 2:8-20
Dan ketika mereka melihatnya, mereka memberitahukan apa yang mereka ketahui tentang anak itu, Dan semua orang yang mendengarnya menjadi heran tentang apa yang dikatakan gembala gembala itu kepada mereka (Lukas 2: 8-20)
Pencipta merancang hidup manusia itu indah. Dia mengaruniakan jalan untuk hidup yang  harmoni dengan memberikan petunjuk, cara  untuk menikmati hidup yang indah tersebut. Dia memberikan rambu-rambu yg perlu kita hindari supaya harmoni tersebut jangan sampai  hilang, yakni dengan memanggil manusia itu keluar dari kegelapan dan menjadi kawanan jemaat yaitu gereja. Namun rencana yang indah itu seringkali sirna termasuk di dalam kawanan jemaat itu sendiri.
Apakah penyebab sirna nya harmoni dari hidup kawanan domba-domba Allah itu? Salah satu penyebabnya ialah karena terlalu sering bertemu. Bukankah semakin sering bertemu itu sangat perlu? Betul! Namun, tujuan bertemu dan kualitas pertemuan tersebutlah yang menjadi masalah. Tuhan memanggil kita untuk bersekutu. Dan bersekutu artinya bertemu muka dengan muka. Artinya, setiap pertemuan itu ada makna dan tujuannya, sebab itu perlu direncanakan dengan baik. Mengapa harus demikian? Supaya yang akan dibicarakan adalah hal-hal yang sangat penting. Karena kalau tidak demikian pembicaraan menjadi ‘ngalor-ngidul’, gossip dan mendiskreditkan orang. Kalau sudah demikian cepat atau lambat, keakraban yang demikian akan segera berakhir dan patah. Dan patahnya menjadi patah arang, susah disambung seperti sediakala. Ingatlah, Tuhan menghendaki kita bertemu untuk bersekutu didalam kasih-Nya. Namun disisi lain Iblis menginginkan pertemuan kita itu menjadi cara untuk merusak persaudaraan kita ( Amsal 25:17 ), hati-hatilah…!! Ada dua cara yang perlu kita lakukan supaya di satu sisi dapat sering bertemu dan membangun persaudaraaan yang lestari sekaligus menjadi berkat bagi orang lain?
Marilah kita buat setiap pertemuan itu hanya mempercakapkan kebaikan Tuhan Yesus Kristus! Jangan menggosipi orang dan kelemahannya. Ingatlah semua manusia mempunyai kelemahan. Jadi jika bertemu, usahakan untuk saling berbagi, Jangan untuk menunjukkan sesuatu yang kita miliki. Kita perlu belajar dan meneladani para gembala padang Efrata. Saat mereka bertemu Sang Bayi Natal, mereka mempercakapkan kedahsyatan Tuhan. Dan mereka menyampaikan kepada orang lain semua yang mereka lihat, yang mereka dengarkan dan yang mereka rasakan saja, tidak ditambah dan dikurangi.  Dan mereka menjadi berkat besar.
Selanjutnya kita perlu merencanakan setiap pertemuan sebagai  “Kon Ji Ro.”Kontak Jiwa dan Roh! Yaitu saling melayani; bersekutu bersama dengan puji-pujian, baca Alkitab bersama, dan kemudian berdoa bersama. Insiatif Kon Ji Ro kita adakan karena ‘aku menyadari kau mengalami pergumulan’. Selain itu sebagai orang yang saling mengasihi, kau dan aku yang sama-sama mengalami kerasnya kehidupan yang pasti pula membutuhkan dukungan dan keperdulian  (Ibrani 10:25-16). Di dalam pertemuan seperti itu kau dan aku dapat saling menghibur dan saling menguatkan baik dengan perbuatan demikian dan dengan perkataan (Galatia 6:2). Jika perkara tersebut kita lakukan secara konsisten, maka potensi kita sebagai jemaat Tuhan dan sebagai keluarga dapat kita kembangkan dan optimalkan di dalam Tuhan (Mazmur 128:1-6). Hubungan didalam keluarga dan antar keluarga pun semakin rukun dan harmoni serta diberkati (Mazmur 133:1-3) Dengan demikian Kemuliaan bagi Allah ditempat tinggi dan Damai sejahtera dibumi, sungguh terjelma dalam hidup kita. Rezeki lancer, tubuh kita sehat dan awet muda berbahagia. Inilah berkat Natal yang direncanakan Tuhan untuk setiap orang, Haleluyah. AMIN.


Senin, November 23, 2015

RAHASIA DIBERKATI TUHAN

1 Petrus 2:11-17
            Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang yang berbuat baik. (13-14).
Taat kepada otoritas itu sebuah keharusan karena merupakan sebuah indicator percaya sekaligus salah satu rahasia hidup yang diberkati. Otoritas itu bagaikan atap buat sebuah rumah, bagaikan saluran untuk sebuah sumber. Pemilik otoritas itu antara lain kepala Pemerintahan, Gembala Jemaat, kepala kantor, suami dan lain sebagainya. Alkitab menuliskan mereka memiliki otoritas itu karena Tuhan memberikan kesempatan memimpin kita.  Kita perlu menunjukkan, hormat, ketaatan terthadap otoritas karena hal itu merupakan sebuah wujud iman dan keteladanan kepada Tuhan Yesus Kristus yang sangat taat kepada Bapa Sorgawi. Rasul Petrus mengatakan, bahwa orang yang percaya harus menghormati pemerintah yang diatasnya. Dan jika pemilik otoritas itu membuat kekeliruan, maka adalah tanggungjawab kita untuk mengingatkan mereka. Iman Kristen harus tampak dalam berelasi dengan kepemimpinan. Sebaliknya, sebuah kepemimpinan harus menunjukkan keteladanan dalam segala asfek sebagai syarat bahwa dia layak  mendapat hormat. Kepemimpinan tanpa keteladanan dan tanggungjawab tidak layak mendapat hormat dan taat dari orang yang dipimpin. Yonathan yang tidak taat kepada Saul sebagai ayah sekaligus rajanya , merupakan sebuah contoh yg nyata bahwa pemimpin dibidang apapun hanya boleh  ditaati jika pemimpin tersebut melakukan kebenaran dan selalu berkehendak untuk melakukan kebebanaran. Seorang kepala negara, atau pendeta, atau suami atau kepala instansi layak dihormati jika mereka menunjukkan keteladanan yang sesuai dengan keteladanan Tuhan Yesus Kristus.
Hal itu penting karena ada pemerintah di Negara tertentu membenarkan dan melindungi kelompok masyarkyat yang berbuat jahat. Termasuk kejahatan terhadap lembaga keagamaan tempat kebaikan tersebut diajarkan. Pelanggaran dan perampasan hak-hak hidup masyarakyat masing sering terjadi disekitar kita, harus segera diakhiri. Setiap orang tidak boleh lupa, bahwa manusia adalah image-Nya Allah (Kejadian 1:26). Dalam konteks keluarga, seorang suami dilarang berdiam diri jika melihat dan mendengar isterinya bertindak jahat dan berperilaku buruk. Intinya, Wibawa dan pengaruh merupakan identitas seorang pemimpin. tanpa kedua hal itu rakyat akan bertindak liar.
Pemerintah yang kuat ialah pemerintah yang didukung oleh rakyat. Sementara pemerintah yang didukung rakyat, seharusnya mengayomi rakyat yang memilih mereka. Rakyat yang demikian sesungguhnya menyadari bentuk tanggung jawab mereka sebagai warga negara, dan mereka taat dan tunduk kepada pemimpinnya. Namun sebaliknya, rakyat sangat mengharapkan semua tunduk kepada otoritas yang di atasnya dan pemerintahan yang di atas itu pun harus taat serta tunduk kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai pemilik otoritas tertinggi. Artinya, setiap pemerintah harus menegakkan hokum dan membuat hokum tersebut sebagai panglima. Hal itu berarti, setiap pemerintah harus menjamin dan memenuhi hak-hak rakyat termasuk menjamin keamaan. Keberpihakan kepada rakyat harus menjadi tujuan dan terwujud dalam tindakan. Perkataan tanpa perbuatan adalah dosa dihadapan Tuhan sekaligus menyakitkan hati rakyat. Sebab kalau pengharapan itu diabaikan, muncullah anarki, terjadilah revolusi dan amarah rakyat pun membara menerpa raja dan penguasa. (Amsal 14:28)
Allah memanggil manusia: pemerintah dan rakyat, supaya sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Bangsa yang maju serta berkeadilan adalah bangsa dimana pemimpin dan rakyat sungguh-sungguh hidup di dalam kebenaran dan mengusahakan kebenaran. Itulah sebabnya seorang pemimpin haruslah menjadi pionir kebenaran, demikian juga dengan lingkungan dekatnya. Dengan demikian dukungan rakyat didapatkan, derajat bangsa pun akan ditinggikan. Oleh sebab itu marilah kita mendoakan pemerintah kita.
Sebagai jemaat Tuhan, GBI Aletheia dipanggil untuk membuat Alkitab dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai landasan dalam berelasi dan menjalankan pelayanan untuk mewujdukan visi Tuhan kepada gereja-Nya, yakni untuk memfasilitasi umat mengembangkan karunia dan talenta sehingga maksimal dalam memenuhi panggilan masing-masing. Oleh sebab itu marilah kita terus mendoakan kepemimpinan gereaja kita dan pemerintah kita.AMIN.




Senin, November 16, 2015

KONSEKUEN DAN KONSISTEN

(Kisah :4:1-22)
“Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah (ay 19)”
Oleh kuasa Rohkudus yang saat itu baru dicurahkan, Petrus dan murid-murid lain menyala-nyala dalam api Pentakosta. Injil diberitakan dengan keberanian dan kuasa. Mujizat dinyatakan dengan tanda-tanda yang heran. Ribuan orang menjadi percaya: lutut mereka bertelud menyembah Nama Yesus dan lidah mereka mengaku bahwa Yesus Kristus memang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Kemenangan terjadi, sukacita berlimpah ter-ekspresi. Disetiap hari ungkapan haleluya berkumandang dari pagi sampai malam hari. Luar biasa. Namun seiring dengan itu gejolak pun terjadi. Iri dan fobia menghantui Yahudi. Ulama dan ahli Taurat Yahudi mulai cemas. Mereka resah karena takut pengaruh agamawi yg mereka sandang semakin terhidrasi. Terjadilah persekongkolan ulama dan umara untuk menghambat gereja dan menghambat Pemujaan kepada Tuhan Yesus Kristus. Bersama, mereka mencoba menghambat massa yang mengambil keputusan untuk melakukan kebenaran. Namun Firman Tuhan kembali terbukti: "Jika Tuhan sudah membuka tidak ada yang sanggup menutup. Bersatu jalan menreka menyerang, beribu jalan mereka lari tunggang-langgang".  
Persekongkolan ulama dan umara selalu menjadi ancaman gereja disepanjang abad dan disegala tempat. Selalu ada persekongkolan menghambat gereja. Dalam menghadapi intimidasi dan ancaman itu, Petrus berkata dengan keberanian yang mengherankan: Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Perkataan itu tegas dan beresiko. Namun Petrus tidak bisa mundur, kuasa Rohkudus tak mungkin dikekang. Untuk kebenaran, tak ada kompromi!!
Adakah batasan ketaatan gereja terhadap pemerintah? Sebelum pertanyaan ini dijawab alangkah lebih bijaksana kalau kita perlu mengetahui tanggung jawab negara terhadap warganya. Dalam sistem pemerintahan demokratis seperti sekarang yang sedang mewarnai kehidupan berbangsa di Indonesia, kedaulatan terletak di tangan rakyat. Rakyat memilih pemimpin dan wakil-wakilnya di DPR untuk menjalankan roda pemerintahan. Dan satu-satunya tujuan seluruh program pemerintah ialah untuk menciptakan kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, keamanan, kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
Kebebasan, keadilan serta hidup yang sejahtera dapat tercipta jika kebutuhan manusia yang paling esensial seperti sandang, pangan, papan terpenuhi. Selain itu hak warga Negara seperti kebebasan membangun rumah ibadah sekaligus bebas menjalankan ibadah merupakan hak yang tidak bisa ditawar. Bebas menjalankan ibadah dan bebas membangun rumah ibadah merupakan kebutuhan mendasar rakyat. Dan itu merupakan bagian dari hak azasi manusia sepanjang masa dan segala tempat. Artinya pemerintah melalui mandat yang mereka terima mau tidak mau harus sanggup menjamin kebutuhan rakyat yang olehnya ia memerintah. Jika pemerintah mencoba merampas hak-hak minoritas demi dukungan  mayoritas maka pemerintah yang demikian tidak lagi layak menjalankan mandat rakyat. Kenapa demikian? karena tujuan mandate rakyat  itu telah diselewengkan dan dimanipulasi untuk kepentingan pribadi dan kepentingan kelompoknya sendiri. Perbuatan seperti itu tentu tidak lagi mencerminkan keadilan dan persamaan hak di negeri sendiri. Pemerintah diijinkan Tuhan untuk memerintah, supaya melaluinya hukum ditegakkan, manusia dimanusiakan. Pemerintah harus melindungi sekaligus memberi wadah supaya setiap warga negara leluasa mengekspresikan dirinya sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk ilahi untuk melaksanakan tugas yg dipercayakan Tuhan kepada semua manusia ciptaan-Nya, yakni mengusahakan dan menaklukan bumi untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, tolok ukur ketaatan kepada Allah dan hukum-hukumnya serta rencana-rencana-Nya haruslah menjadi tolok ukur batasan ketaatan manusia terhadap pemerintahannya. Pemerintah yang berjuang menjalankan amanat undang-undang demi rakyat yang hidup sejahtera harus didukung. Sementara pemerintah yang merampas hak rakyat dan yang menciptakan terror, mandatnya harus dicabut.
Ketaatan kepada Allah harus diatas ketaatan kepada manusia. Demi ketaatan kepada Tuhan kita tidak boleh takut dan mundur. Intimidasi dan hambatan selalu ada. Tetapi jika kita tetap bertekun, kita akan melihat tangan dan kuasa Tuhan dinyakatan. Taatlah kepada Allah dan terimalah berkat-Nya, Haleluya, Amin. (doaku menyertai saudara, Haposan Hutapea STh, MA) 


Minggu, Oktober 18, 2015

JANGAN BIMBANG, TUHAN HADIR!!

(Yakobus 1:6-8)
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (ayat8)
Ibu Herman bingung bukan kepalang. Dua undangan resefsi pernikahan ada di tangannya. Keluarga Hari yang baru dikenalnya mengundangnya hadir dalam resepsi pernikahan putrinya yang meriah di sebuah hotel berbintang lima, lengkap dengan penyanyi kondang dan MC kenamaan. Sementara keluarga Okym sahabat dekatnya mengundang untuk acara yang sama, tetapi resefsinya sederhana, dirumah saja.
Melihat isterinya bingung, pak Herman berucap tidak sabar:
Pak Herman: “Jadi berangkat tidak sich?” Ibu Herman tersentak kaget.
Ibu Herman: “Entahlah! Saya jadi bingung”, katanya sambil berkemas malas.
Pak Herman: “Kenapa harus bingung, pilih saja acara pak Okym yang pertama mengundang, bereskan?”,
Ibu Herman: Tetapi papi, ini bintang lima loh, acaranya pasti meriah, apalagi masakannya, pasti lezat,  kan sayang kalau di lewatkan”. 
Orang yang diperhadapkan dengan dua pilihan akan cenderung dikuasai rasa bimbang, serba salah. Ingin memiliki yang satu tanpa kehilangan yang lain.  Tuhan Yesus berkata: “Tidak mungkin mengabdi kepada dua tuan” (Lukas 16:13). Demi menjaga perasaan orang, kita sering mencoba ‘membagi diriuntuk dimiliki dengan asumsi akan menyenangkan semua, namun tanpa kita sadari hal demikian telah menjerumuskan kita menjadi orang yang  munafik dan berfotensi mengecewakan orang lain.
Melalui pembacaan nats di atas, rasul Yakobus mengingatkan orang percaya di seluruh bumi dan di sepanjang abad tentang konsekuensi orang yang mendua hati, yaitu:
Orang tersebut tidak dikenan Tuhan. Bimbang, berarti tidak percaya kepada Tuhan. Sudah rajin kegereja tetapi tidak percaya, kasihan. Apalagi orang yang melayani pekerjaan Tuhan, dia haruslah teladan dalam kepercayaan. Sebab jika tidak demikian semuanya akan sia-sia, akan selalu terombang ambing (kacau balau, Tidak menikmati damai sejahtera) serta tidak mendapatkan apa-apa dan berdosa. Dampaknya sungguh dahsyat..!!
Dalam hidup ini, seringkali kita dikuasai perasaan bimbang. Keterbatasan mengetahui hari esok, menjadi salah satu alasan  orang menjadi bimbang. Dalam konteks teologis, Tuhan yang adalah roh yang tidak berwujud dan tidak dapat dilihat, merupakan alasan orang ragu keberadaan TUHAN. Saudara, jangan ragu!! DIA mengaruniakan hari esok yg cerah dan memberi upah untuk percayamu bahwa TUHAN ada dan berkuasa (Ibrani 11:6, dan Yer 33:3) DIA hadir dan berkarya didalam umat dan gereja-Nya.
Firman Tuhan yg disampaikan Rasul Yakobus hari ini mengajarkan kepada kita, satu-satunya jawaban untuk seluruh masalah manusia hanyalah melalui campur tangan Tuhan. Artinya, kalau setiap orang sungguh-sungguh menghadirkan Tuhan dalam segala harapan dan pergumulannya, dipastikan orang tersebut menikmati kemenangan serta keyakinan  yang tidak tergoyahkan.
Tuhan itu ada dan Mahakuasa. Jangan ragukan itu!! DIA tidak menutup mata untuk setiap pribadi yang percaya dan yang melayani pekerjaa-Nya. Demikian juga kepada setiap pribadi dan keluarga yang melakukan kehendaknya. Hanya DIA sumber pertolongan sejati dan hanya DIA saja satu-stunya focus penyembahan kita. Jangan bimbang dan jangan ragu nikmatilah berkat-Nya, Haleluya. AMIN.

(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan R Hutapea)

Selasa, September 22, 2015

Mengenal Titik Lemah

 Dan supaya Jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan pula dengan lembing. Sebab ditangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami.(ayat 47)”
1 Samuel 17:40-58
Sebuah kemenangan tercipta karena melewati sebuah peperangan sekaligus pengorbanan. Selain itu daya tahan, peralatan, strategi dan keberuntungan, juga tak bisa diabaikan
Karena peperangan muncul setiap waktu, maka setiap orang pasti mendambakan kemenangan. Kalau demikian bagaimana caranya supaya didalam peperangan yang terus menerus kita mampu meraih kemenangan?
Melalui Nats hari ini kita belajar strategi Daud saat mengalahkan Goliat. Dari sudut apapun, Daud bukanlah tandingan Goliat. Postur fhisik, factor kematangan usia, tehnologi perlengkapan perang, Goliat betul-betul super power tanpa tanding. Tetapi didalam postur yg hebat dan tehnologi alat perang tersebut, Goliat memiliki titik lemah. Daud mengenali titik lemah tersebut dan menyasarnya secepat kilat, dan kemenanganpun terjadi, Haleluyah...!! 
Peperangan dibidang apapun, mengenali lawan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan. Kita perlu mengenal siapa lawan kita dan bagaimana kekuatannya serta siasat yang dipakainya. Kemudian yg tidak kalah penting ialah mengenal kekuatan sendiri. Dengan mengenal kelebihan dankekurangan lawan serta mengenali potensi diri sendiri kita dapat memutuskan  cara yg tepat menghadapi musuh tersebut.
Dalam kehidupan rohani, musuh kita adalah dia yang pernah menjadi ‘tangan kanan Allah,’ sekaligus yang pernah mencoba merebut tahta Allah. Setan,-selain diri sendiri- dialah yang bermanifestasi dalam segala jenis kejahatan dan dalam segala godaan. Terhadap oknum ini manusia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya takluk tak berdaya. Kalau demikian apa yang harus kita perbuat? Apakah kita harus jadi pecundang sepanjang zaman? Apakah kita  akan terus jatuh pada godaan? Dan haruskah kita selalu takluk terhadap setan? Jawabannya ialah “ya” kalau Tuhan Yesus Kristus tidak turun tangan! Hanya oleh kuasa Tuhan Yesus Kristus saja kita dapat menang. 
Pergumulan apapun yang sedang kita hadapi, masalah apapun yang sedang mencengkeram hidup kita, Oleh Kristus Yesus, Allah di pihak kita dan  menopang kita dengan kekuatannya yang dahsyat. Allah yang Maha Kuasa yang menghancurkan musuh kita ada dipihak kita, Haleluya!
Pemeliharaan Allah itu sempurna adanya. Tak hanya rohani tetapi juga jasmani. Tak hanya yang bersifat kekekalan, tetapi juga yang bersifat kekinian.
Sebagai orang Kristen kita tidak boleh menyerah, melainkan berserah. Menyerah berarti takluk. Berserah artinya berjuang dengan iman dan mengandalkan kuasa Tuhan serta bertujuan utk kemuliaan Tuhan. Daud melakukan hal yang sama dan meraih kemenangan yang luar biasa, maka kitapun akan menikmati hal yang sama. 
Mujizat kemenangan terjadi bukan karena kekuatan dan ketangkasan kita. Bukan pula karena pengalaman kita, melainkan hanya karena Perkenanan Tuhan dan penyertaan Kuasa-Nya yang ajaib, camkanlah itu. Pikirkan dan lakukanlah perkara yang perkara yang besar dan bersiaplah untuk berperang,  AMIN. (Doaku menyertai saudara, Pndta Haposan Hutapea STh, MA)


Sabtu, September 05, 2015

Waspada saat nyaman, tenang saat sarat hambatan

Keluaran 17:1-16
Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak? (ay 7c)
Setiap orang merindukan hdup yang aman dan nyaman. Bahkan kita sering berdoa agar Tuhan menjauhkan pencobaan. Hal itu karena secara natural manusia itu membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin menerima penghargaan. Namun sebenarnya keadaan yang nyaman itu tidak menjamin pasti aman. Sebab jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, nyaman tidak selalu menjamin kepastian. Jalan yang lapang, seringkali justru tingkat kecelakaannya lebih banyak dari jalan biasa yang sempit dan berlubang. Mengapa demikian? Karena manusia cenderung akan kehilangan kewaspadaan saat sekitarnya aman tanpa penghalang.
Pengalaman yang sama diperlihatkan bangsa Israel. Setelah mengalami mujizat kelepasan dari Mesir, kini mereka diperhadapkan dengan krisis demi krisis: dimulai dengan krisis air, kemudian krisis pangan, krisis aman yang berakibat pula dengan krisis iman. Krisis multi dimensi membuat mata mereka hanya tertuju kepada permasalahan dan lupa terhadap perbuatan Allah yang gagah perkasa. Eforia kemenangan saat Allah menyatakan kuasa-Nya sirna seketika. Rasa aman dan nyaman itu perlu tetapi kuasa Allah agar berkemenangan saat tantangan datang, jauh lebih fundamental. Sebab itu melalui renungan ini  kita akan menemukan sikap yang benar, awas dan menyenangkan Tuhan saat kita hidup aman dan hidup nyaman.
Pertama, kita harus mengetahui, kehadiran Tuhan itu tidak terukur akal. Kehidupan yang pasti, dimulai dengan pemahaman yang mendasar tentang TUHAN. Nats, renungan hari ini memberi kita gambaran betapa perlunya memahami bentuk didikan TUHAN. Tuhan mendidik umat-Nya dengan berbagai-bagai cara, unik dan tersembunyi. Pemahaman ini sangat perlu supaya kita tetap  bertekun dalam segala keadaan. Orang Amalek yang kuat dan besar, ternyata bukan ancaman yang potensial untuk menggagalkan perjalanan mereka. Sebaliknya Orang Amalek dirancang Tuhan menjadi pelajaran baru untuk Israel menghadapi ancaman atau tantangan yang jauh lebih besar. (ayat 11-12) Orang Israel menyangka, orang Amalek datang karena Tuhan sudah tidak beserta mereka. Orang Israel tidak sanggup melihat didikan Tuhan dibalik kehadiran orang Amalek. Sikap orang saat menghadapi badai hidup sangat erat kaitannya dari pemahaman  diri sebagai manusia ilahi.
Kedua, mengikut Tuhan itu melibatkan tubuh, jiwa dan roh. Didalam I Tes 5:23 dituliskan, Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam nats tersebut Rasul Paulus menekankan tentang natur manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Manusia bukan hanya terdiri dari daging, tetapi juga terdiri dari jiwa dan roh. Ada beberapa pelajaran dari nats ini, yaitu: Orang akan tetap tenang disegala keadaan jika kebutuhan tubuh, jiwa dan rohnya terpenuhi. Makanan, hiburan dan persekutuan dengan Pencipta merupakan sebuah keutuhan. Selanjutnya Paulus berharap, setiap jemaat Tuhan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dengan melibatkan tiga unsur manusia untuk  dikuduskan dengan firman sehingga setiap pribadi teguh tidak tergoyahkan. Manusia bukan hanya tubuh saja, dan bukan pula terdiri dari jiwa saja tetapi juga dengan roh. “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran!” (Yoh 2:24). Menyembah Tuhan itu harus melibatkan roh, jiwa dan tubuh. Beribadah dengan roh berarti, ibadah harus mengalir kearah yg Tuhan kehendaki, focus ibadah hanya kepada Tuhan bukan kepada orang yang  berdiri diatas mimbar. Tubuh harus berposisi menyembah artinya, dalam bermazmur dan menyanyi hanya untuk Tuhan. Saat mendengar firman hati tunduk dan saat membuka dan membaca Alkitab harus hormat. Menyembah dengan jiwa berarti, pikiran ditaklukkan, perasaan disegarkan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya.
Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang kuat. Dan kekuatan kristiani akan sempurna jika kebutuhan natural manusia seimbang. Orientasi hidup harus focus kepada sebuah Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, bukan focus kepada sesuatu. Dengan demikian kita menjadi orang Kristen yang awas pada saat nyaman, serta tenang berpengharapan saat mengalami hambatan.
Hidup yang pasti harus dimulai bersama dengan TUHAN, dijalani dengan TUHAN dan berorientasi untuk kemuliaan nama TUHAN. Badai kehidupan boleh datang, pencobaan berat bisa menghadang, tetapi kita akan sanggup mengatasinya dengan kekuatan-Nya yang tak pernah berkesudahan. Ingatlah, Tuhan selalu ada ditengah-tengah kita. Dia tak pernah meninggalkan kita. Kita sendiri yang sering melupakan-Nya. Amin.


Senin, Agustus 31, 2015

Orang Kristen Spesial

Pilihan daftar prioritas hidup seseorang sangat menentukan berhasil atau tidaknya hidup orang tersebut. Dalam konteks iman, setiap orang Kristen dipanggil mencari kerajaan Allah lebih dahulu dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan  (Matius 6:33). Artinya setiap orang Kristen dituntut merencanakan dan melakukan segala sesuatu yang memuliakan Nama Tuhan, belajar dengan ethos yang dikehendaki Tuhan dan menjadi berkat  bagi teman dan orang lain.
Dalam perikop ini kita dapat melihat tindakan positif yang dilakukan seorang raja dari sebuah Negara yang makmur dan besar. Dikatakan pada hari pertama, bulan pertama dan pada tahun pertama (ayat 17). Sejarah membuktikan raja Hizkia dapat memerintah selama 29 tahun.
Dengan cara bagaimana Hizkia mendahulukan Tuhan dari pada urusan-urusan lain?
Pertama, Hizkia membuka pintu-pintu rumah Tuhan. Hizkia menyadari tugas yang  dipercayakan kepadanya adalah pekerjaan yang luar biasa berat. Selain itu dia masih sangat muda dan kemampuannya pun sangat terbatas, termasuk kemampuannya mengenal sifat manusia yang ada disekitar kekuasaannya. Hizkia sadar perbadingan antara kemampuan dan tugas sebagai kepala Negara sangat tidak sebanding. Dan dalam situasi seperti itu, raja Hizkia membuat keputusan yang tepat,  datang kepada Tuhan yang Maha besar yang sanggup melakukan perkara yang besar. Memang, kekuasaan itu bagaikan lumbung gula yang akan mengundang semut berkerumun. Sebab dimana ada pemerintahan baru, di sana orang-orang mencari kesempatan dengan motiv yang berbeda. Ada yang tulus untuk mengabdi, ada pula yang bermaksud memperkaya diri. Itulah seababnya, keputusan Hizkia mencari hikmat dan bimbingan Tuhan merupakan keputusan langka namun sangat tepat. Sebagai orang Kristen kita harus mampu bertindak tepat disegala tempat dan menyelesaikan setiap tugas sampai tuntas. Tugas serta tanggungjawab boleh berat, tetapi sikap kita harus pas.
Dengan membuka pintu-pintu rumah Tuhan, Hizkia seakan berkata, “aku tidak sanggup, namun bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiku”. Sikap yang demikian sangat perlu kita teladani. Semakin besar tanggungjawab dan pekerjaan yang harus kita lakukan semakin dalam pula kita memprioritaskan Tuhan. Dalam setiap permulaan hari, pekerjaan baru, tantangan baru, kita mulai dengan Tuhan, kita jalani dengan Tuhan dan mengakhirinya dengan Tuhan pula. 
Kedua, Hizkia membangun Rumah Tuhan. Sebagai raja baru, Hizkia membutuhkan pembantu-pembantu. Dia sadar, untuk mencapai keberhasilan perlu didukung team yang solid dan setujuan serta ber mental batu. Kalau pemimpin seorang Kristen kudus tentu dia harus membangun komunitas kudus kemudian mengajak orang lain hidup kudus. Hal itu sangat perlu sebab sebagai manusia biasa kita tidak akan sanggup mengenal musang berbulu domba? Hizkia mengenal wajah orang-orang yang ada disekitarnya, tapi Hizkia tidak mengenal hati orang-orang tersebut, demikian juga dengan kita. Hizkia datang kepada Tuhan  yang mengenal manusia, termasuk yang hal-hal yang tersembunyi dalam diri manusia itu. Hizkia membangun rumah Tuhan. Dia mengalokasikan dana besar untuk tempat ibadah tersebut. Hizkia mengetahui, sumber segala rezeki adalah Tuhan. Dan setiap orang yang mengutamakan Tuhan rezekinya pasti akan bertambah-tambah. Persembahan itu merupakan pagar yang mengamankan harta kita, vitamin yang menopang kesehatan tubuh kita dan sumber kebahagiaan buat jiwa kita (Maleakhi 3:9-10) Dengan ikut membantu pembangunan rumah Tuhan, kita sedang mengundang campur tangan dan kuasa Tuhan yang ajaib, Membangun rumah Tuhan berarti memberikan diri dan hidup kita sebagai rumah Tuhan (1Kor 6:19-20) Menjaga kekudusan kemudian memabngun komunitas kudus (Roma 12:1), Haleluya….!! 
Dengan melakukan prioritas tersebut, Hizkia menikmati, tuntunan, hikmat  membentuk team, dan bersama team yang dibentuk dengan bimbingan Tuhan tersebut, dia sukses dan diberkati. Negaranya aman, rakyatnya sejahtera dan Tuhan pun semakin dipermuliakan. Jika setiap orang Kristen bertindak seperti Hizkia, maka sukses dan kebahagiaan akan menjadi milik, dirinya, keluarganya bahkan komunitas akan ikut menikmatinya, Puji Tuhan.
Dengan memperbaiki rumah Tuhan, Hizkia seakan berkata, Tuhan satu-satunya sumber berkat sekaligus satgu-satunya tujuan orang Kristen diberkati. Setiap kita memiliki tanggungjawab. Mulai dari rumah, di gereja dan diseluruh bumi. Sebab itu usahakanlah mendahulukan Tuhan dan pekerjaan-Nya. Itulah tandanya orang Kristen special, tak ada tanda lain, AMIN.

Minggu, Agustus 16, 2015

Ingatlah............

(Ulangan 6:1-15)
Maka berhati-hatilah, supaya engkau jangan melupakan TUHAN (ay 12)
Orang yang kenyang, akan cepat mengantuk. Orang yang mengantuk, akan segera tertidur, dan orang yang tertidur akan lupa segala sesuatu. Musa pernah mengalami hal itu. Ketika tiba saatnya Musa berpisah dengan bangsanya, Musa memperingatkan umat Israel akan bahaya kemampanan. Dan supaya mudah dipahami bangsanya, ia memakai bahasa kiasan tentang perut yang kenyang. Musa berkata “ … apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN …”  (Ulangan 6: 11-12).
Peringatan ini diucapkan Musa dalam pidato perpisahan dengan umatnya. Umat akan mengahkiri pengembaraan selama 40 tahun yang penuh penderitaan, sementara Musa harus mengahiri perjalanannya sampai digunung Nebo. Selama 40 tahun mereka menderita kelaparan, serba kekurangan dan seakan-akan tanpa kepastian. Tetapi sekarang mereka menghadapi babak baru, yakni bersiap memasuki negeri yg berlimpah susu dan madu. Mereka akan segera masuk dan menetap di negeri yang dijanjikan. Mereka akan hidup berkecukupan, nyaman dan mapan, Haleluyah Puji Tuhan!  Dan sebelum tiba masa itu, Musa mengingatkan, supaya waspada dengan kemampanan. Jangan sampai melupakan Tuhan sumber rezeki dan jangan lupa bersyukur! Setiap keinginan untuk mengagungkan diri sendiri harus sedini mungkin disingkirkan. Alkitab menyaksikan, dikemudian hari orang Israel jatuh kepada dosa tersebut. Melupakan Tuhan sebagai sumber dari segala kebaikan merupakan sebuah gejala kemerosotan rohani yang perlu diwaspadai. Melupakan Tuhan berarti sombong, lupa diri dan merupakan bentuk pemberontakan kepada Allah. Dampaknya ialah, status umat Allah berubah menjadi pengikut Lucyfer yang merupakan bapa dari segala pemberontak.
Orang Kristen banyak berbuat seperti orang Israel tersebut. Saat susah, berteriak kepada Tuhan, dan Tuhan turun tangan. Tetapi setelah ditolong, lupa Tuhan! Waktu sedang susah bertekun dalam persekutuan, setelah menerima kelegaan meninggalkan persekutuan. Itulah bahaya yang sering mengancam umat Tuhan: mudah lupa pada Dia yang memberi!
Ayub adalah seorang yang hartanya berlimpah-limpah. Tetapi tidak memegang harta miliknya dalam tangan yang tertutup tetapi dengan tangan yang terbuka. Ayub menyadari bahwa semua miliknya merupakan titipan yang dipercayakan Tuhan dan batasan waktu penitipan tersebut merupakan kedaulatan Allah. Saat keadaannya berubah, terbukti Ayub tidak pernah lupa sumber rejekinya dan tetap mengakui kedaulatan Tuhan atas hidupnya. Dalam situasi yang sangat sulit, Ayub mampu berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Melalui ungkapan itu, Ayub secara tersirat mengatakan, jika kita selalu mengakui segala milik adalah titipan Tuhan, maka saat hilang, Tuhan akan gantikan (Ayub 42: 10-17), saat dipersembahkan, Tuhan akan kembalikan (Ams 3:9-10). Hal yang sama juga diakui oleh raja Daud: “… sebab dari padaMulah segala-galanya… dari tanganMu sendiri dan punyaMulah segala-galanya”. (1 Tawarikh 29:14-16)
Bagaimana dengan saudara? Apakah yang saudara perkatakan dan lakukan dengan rezeki yg diberikan Tuhan tersebut? Allah ingin kita berkata seperti rasul Paulus: “sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36). Semua yang kita anggap sebagai milik, mari kita pegang dengan tangan terbuka. Saat Tuhan mau tambahkan, kita sudah siap. Demikian juga saat Tuhan memerlukan, kita pun sudah siap, Haleluyah, Amin.



MENGENAL CARA KERJA TUHAN

Mazmur 20:1-9
Kiranya  dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus dan disokongnya engakau dari Sion (ay 3)
Sebagai orang percaya, mengenal Tuhan itu sangat penting dan menentukan. Supaya saat doa dan permohonan sudah dinaikkan tetapi seakan-akan tak ada tanda-tanda Tuhan turun tangan, orang Kristen tidak menyerah, tetapi tetap teguh didalam imannya. Mengenal Tuhan artinya mengenali cara kerja dan kedaulatan-Nya. Oleh sebab itu dalam persekutuan dengan Tuhan setiap orang Kristen paling tidak harus mengetahui tentang dual hal, yaitu selalu menyadari bahwa penggenapan rencana Tuhan jauh lebih penting dari pada jawaban doa kita dan keselarasan iman dengan perbuatan merupakan ketetapan yang tak boleh diabaikan (Yakobus 2:17).  Itulah sebabnya, mengenal kuasa dan kasih Tuhan itu harus selaras dengan pengenalan terhadap keadilan-Nya.
Sion adalah lambang Tahta Allah, hadirat Allah. Menghampiri Tahta Allah itu mengandung dua hal, yaitu memuja Tuhan yang sudah memberkati serta memohon berkat dan penyertaan-Nya disepanjang hari yang akan dilalui. Didalam hadiat-Nya itu, semua umat dipanggil untuk menyatakan kasih, kerja sama, saling menerima sekaligus menghargai yang lain. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki setiap umatNya bertobat dan diperbaharui terus-menerus, supaya kebahagiaan sejati yang dirancang Tuhan tersebut melingkupi setiap anggota jemaat sehingga berdampak dahsyat bagi dunia ( ay 5).
Tuhan selalu rindu hadir dan campur tangan disetiap pergumulan kita. Sebab itu saat engkau masuk dihadirat-Nya serahkanlah segala kuatirmu kepada-Nya, maka Dia akan bertindak. Tuhan akan menuntun dan menolong engkau (Mazmur 37:5). Apapun bentuk kuatirmu itu. Baik itu jodoh, pekerjaan, bisnis, bahkan masa depanmu dan masa depan anak-anak dan rumah tanggamu, semuanya harus dipercayakan kepada Tuhan. Tuhan itu Mahakuasa dan Maha Pencipta segala sesuatu (Mazmur 24:1) Beban dan kekuatiran kita adalah perkara kecil dihadapan-Nya (Yesaya 41:10). Sebab itu, kalau rumah tanggamu saat ini sedang dilanda pencobaan sehingga tidak mampu hidup bekemenangan, jangan engkau goyah, seakan tak ada pegangan. Dan jika saat ini engkau ragu tentang masa depanmu, masa depan pekerjaanmu, jangan engkau gelisah seperti tak ada lagi harapan. Jika pasanganmu saat ini sedang menunjukkan gejala tidak setia, tetaplah tenang. Dalam segala zaman dan keadaan, Tuhan selalu layak jadi jaminan. Tuhan itu tak pernah terlelap dan melupakan umat tebusan-Nya yang sungguh percaya dan berserah kepada-Nya. Percayalah, DIA tidak pernah lalai menggenapi Sabdanya, Taburlah kemurahan, maka engkau menuai kemurahan, Haleluya !!!! (Mazmur 126:5-6)
Dalam nats hari ini, kita menemukan berkat besar yang Tuhan karuniakan kepada setiap orang yang sungguh terpanggil memuliakan nama-Nya, yaitu:
Dipenuhi sukacita sorgawi
Hidup berkemenangan karena kuasa-Nya
Semua doa dan keinginan yang selaras dengan kehendak Tuhan, dikaruniakan
Hidupnya diberkati berlimpah-limpah
Dimahkotai dengan keberhasilan dan semarak. Dan yang terakhir ialah,
Menikmati umur panjang dengan tubuh yang sehat serta kuat, Puji Tuhan, ………
Melalui firman Tuhan ini, iman kita kembali disegarkan bahwa percaya kepada Tuhan serta ikut melayani pekerjaan-Nya tidak pernah sia-sia (1 kor 15:58). Artinya, walau bukan upah  tujuan kita beribadah dan melayani, Tuhan selalu memperhitungkannya. Dia adalah 'BigBos' yang adil dan setia. Dia hanya ingin kita selalu mengingat dan melakukan dua hal, yakni:
Pertama, setiap orang dipanggil untuk mengenali diri dan potensi yang di miliki. Selalu tajam melihat kesempatan dan cermat memperhatikan keadaan dan teruslah mengadakan persiapan. Jika betul engkau percaya, jangan engkau dikuasai rasa takut yang berlebihan seperti orang yang tidak beriman, melainkan takutlah hanya kepada Tuhan dengan mengandalkan kekuatan kuasa-Nya. Ingatlah, Tuhan senantiasa ingin menggenapi rencananya buatmu dan buat keluargamu, jangan kau ragukan itu. Saudara hanya perlu menunjukkan totalitas terhadap aktifitas yang dipercayakan serta kompetensimu sebagai anak Tuhan (ay5)
Kedua, Setiap orang dipanggil mengarahkan pandangan ke atas ketempat Tuhan yang berjanji. Tidak perlu memandang ke kanan dan ke kiri sebab hal itu dapat membuatmu tak percaya diri. Dialah Allah yang Mahasuci yang memberi jalan ketika keadaan semakin tak terkendali (ay 7). Mari kita membuat Tuhan sebagai satu-satunya sumber inspirasi untuk menyingkap segala bentuk misteri, sehingga engkau mampu bersiap diri dan mengetahui tindakan untuk mengantisifasi setiap kemungkinan yang akan terjadi yang membuat engkau berkemenangan setiap hari (Jeremia 31:3),
Cara kerja Tuhan itu sungguh transendent, tak bisa dikalkulasi. Dia tidak didikte apapun. termasuk oleh doa dan puasa manusia. Berpuasa itu perlu dan berdoa itu harus !!, Tetapi itu bukan untuk mengatur Tuhan (Matius 6:10). Yang dapat kita lakukan hanyalah melakukan bagian kita dalam ketekunan dan dalam pengharapan. Ingatlah, untuk melawat dan memberkati kita Dia berdaulat terhadap cara dan waktunya. Bahkan untuk menolong kita, Dia datang bagaikan pencuri dimalam hari. Oleh sebab itu bersiap sedialah dalam kebenaran, Amin


Sabtu, Juli 11, 2015

Orang Kristen Kanaan ( II Raja-Raja 7:3-11 )

Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain : “Tidak patut yang kita lakukan ini, hari ini adalah hari yang baik, tetapi kita ini tinggal diam saja.” (ayat 9)
Situasi ekonomi Indonesia yang terpuruk saat ini, dapat menjadi ancaman  persekutuan gerejawi. Individualisme bisa menjadi pilihan, mementingkan diri sendiri akan menjadi fenomena. Kesetia-kawanan sebagai umat akan semakin pudar dan  kebersamaan sesame warga jemaat semakin terancam. Bagaimana kita harus bersikap? Renungan hari ini dapat kita buat menjadi acuan sekaligus pilihan yg menuntun kita menentukan sikap.
Di dalam nats hari ini dikatakan, Samaria sedang mengalami krisis pangan yang dahsyat. Satu per satu mahluk hidup, kelaparan dan mati. Bahkan seorang ibu harus mengadukan teman yang ikut memakan daging anaknya karena tidak memberi anaknya untuk mereka makan (II Raja-Raja 6:28-29). Dalam situasi kritis tersebut kita menemukan sikap dan tindakan luhur. Empat orang kusta yang terusir dan sengsara dan terkutuk secara teologis dan secara sosial tersebut justeru menunjukkan keteladanan sebagai orang percaya sejati (ayat 3), Perbuatan apakah yang mereka lakukan sehingga kita menyebut mereka sebagai orang percaya sejati?

Pertama, mereka bertindak sesuai dengan iman,
Sadar bahwa ransum dari keluarga tidak mungkin lagi diharapkan, keempat orang kusta itu berkata: “dari pada mati dengan mengharapkan yang tidak ada, lebih baik mati dalam berusaha.” Mereka merapatkan barisan, mengeratkan kebersamaan, membulatkan tekad dan membuang rasa takut, dan bergerak menuju sasaran.  Mereka bertindak dan maju menuju lumbung berkat, dan suksespun tergapai gemilang, dahsyat!! (ayat 4-7) Bagi setiap orang percaya yang memiliki tekad dan kemauan serta hidup dalam kebersamaan, masalah pasti  berubah menjadi peluang, haleluya….!!(Yesaya 41:10)

Kedua, mereka rela berbagi (ay 9)
Dari orang yang kelaparan kini menjadi kenyang. Dari orang yang kekurangan dan sangat miskin, mereka kini menjadi kaya, haleluya…..!! Dan didalam kelimpahannya mereka bertindak luhur. Mereka sadar bahwa yang mereka miliki adalah karena kerja keras dan keberanian mereka. Mereka layak bermegah dan menikmatinya sesuka sendiri. Namun hal itu tidak mereka lakukan. Justeru hal itu mereka buat menjadi alasan untuk berbagi. Mereka menyadari peranan Tuhan sangat menentukan dibalik keberhasilan bukan hanya karena usaha mereka semata. Mereka membuang kepentingan diri sendiri dan memikirkan saudara mereka yg dilanda kelaparan (band dgn Gal 6:9-10).
Mereka berkata marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita, dan mereka melakukannya. Mereka menepati kesepakatan yang mereka janjikan.

Ketiga, pengampunan yg tulus (10-11)
Kepada siapa mereka berbagi? Kepada orang-orang yang mengusir dan yang menghina mereka. Inilah esensi orang beriman. Dan ini pula wujud pengampunan sejati  sekaligus karakter Kristen sejati. Disisihkan dari lingkungan social, diusir dari kampung halaman, merupakan sebuah pengalaman yang menyakitkan. Hak hidup berkomunitas dan hak bersosialisasi hilang, tetapi mereka membuka pintu maaf, dan dilakukan dengan tulus. Mereka yang teraniaya menjadi berkat besar, luar biasa !! Mereka berkata, “ marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita”, dan mereka melakukannya. Inilah nilai khas iman kristiani (Lukas 6:27-36).

Setiap pencapaian membutuhkan perjuangan berat. Pikiran, tenaga dan waktu dicurahkan. Namun olehnya seringkali membuat manusia menjadi lupa peranan Tuhan. Dan lupa melakukan panggilannya sebagai orang Kristen, yakni menjadi saluran berkat bagi sesame dan buat pekerjaan Tuhan. Dalam renungan hari ini dikatakan dalam ayat 9: hari ini adalah hari baik. Artinya, kita harus selalu mengingat bahwa setiap keberhasilan adalah dari Tuhan, dan kita harus pakai memuliakan Nama Tuhan. Kiranya melalui keteladanan keempat orang kusta ini, kita akan semakin termotivasi untuk terus memelihara kebersamaan, melepaskan pengampunan sekaligus menunjukkan keperdulian. Itulah Kristen Kanaan, Amin

Kamis, Juli 09, 2015

INGATLAH.... (2 RAJA 7:1-11)

Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain : “Tidak patut yang kita lakukan ini, hari ini adalah hari yang baik, tetapi kita ini tinggal diam saja.” (ayat 9)
Situasi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dapat menjadi ancaman  persekutuan gerejawi. Individualisme bisa menjadi pilihan, mementingkan diri sendiri akan menjadi fenomena. Kesetia-kawanan sebagai umat akan semakin pudar dan  kebersamaan sesame warga jemaat semakin terancam. Bagaimana kita harus bersikap? Renungan hari ini dapat kita buat menjadi acuan sekaligus pilihan yg menuntun kita menentukan sikap.
Di dalam nats hari ini dikatakan, Samaria sedang mengalami krisis pangan yang dahsyat. Satu per satu mahluk hidup, baik manusia atau hewan kelaparan dan mati. Bahkan seorang ibu harus mengadukan teman yang ikut memakan daging anaknya karena tidak memberi anaknya untuk mereka makan (II Raja-Raja 6:28-29). Dalam situasi kritis tersebut kita menemukan sikap dan tindkan luhur 4 orang kusta yang sedang  terusir. Mereka dikutuk secara teologis dan secara sosial (ayat 3). Namun keempat orang tersebut justeru menunjukkan keteladanan sebagai orang percaya sejati. Perbuatan apakah yang mereka lakukan sehingga kita menyebut mereka sebagai orang percaya sejati?
Pertama, mereka bertindak sesuai dengan iman,
Sadar bahwa ransum dari keluarga tidak mungkin lagi diharapkan, maka keempat orang kusta itu berkata: “dari pada mati dengan mengharapkan yang tidak ada, lebih baik mati dalam berusaha.” Mereka merapatkan barisan, mengeratkan kebersamaan, membulatkan tekad dan membuang rasa takut, dan bergerak menuju sasaran.  Mereka bertindak dan maju menuju lumbung berkat, dan suksespun tergapai gemilang, dahsyat!!(ayat 4-7) Bagi setiap orang percaya yang memiliki tekad dan kemauan serta hidup dalam kebersamaan, masalah pasti  berubah menjadi peluang, haleluya….!!(Yesaya 41:10) 
Kedua, mereka rela berbagi (ay 9)
Dari orang yang kelaparan kini menjadi kenyang. Dari orang yang kekurangan dan sangat miskin, mereka kini menjadi kaya, haleluya…..!! Dan didalam kelimpahannya mereka bertindak luhur. Mereka sadar bahwa yang mereka miliki adalah karena kerja keras dan keberanian mereka. Mereka layak bermegah dan menikmatinya sesuka sendiri. Namun hal itu tidak mereka lakukan. Bahkan hal itu mereka buat menjadi alasan untuk berbagi. Mereka menyadari peranan Tuhan sangat menentukan dibalik keberhasilan  bukan hanya karena usaha mereka semata. Mereka membuang kepentingan diri sendiri dan memikirkan saudara mereka yang dilanda kelaparan (bandingkan dengan Galatia 6:9-10). Mereka berkata marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita, dan mereka melakukannya. Mereka menepati kesepakatan yang mereka janjikan.
Ketiga, pengampunan yg tulus (10-11)
Kepada siapa mereka berbagi? Kepada orang-orang yang mengusir dan yang menghina mereka. Inilah esensi orang beriman. Dan ini pula wujud pengampunan sejati  sekaligus karakter Kristen sejati. Disisihkan dari lingkungan social, diusir dari kampung halaman, merupakan sebuah pengalaman yang menyakitkan. Hak hidup berkomunitas dan hak bersosialisasi hilang, tetapi mereka membuka pintu maaf, dan dilakukan dengan tulus. Mereka yang teraniaya menjadi berkat besar, luar biasa !! Mereka berkata, “ marilah kita berbagi kepada teman sebangsa kita”, dan mereka melakukannya. Inilah nilai khas iman kristiani (Lukas 6:27-36).  

Setiap pencapaian membutuhkan perjuangan berat. Pikiran, tenaga dan waktu dicurahkan. Namun olehnya seringkali membuat manusia menjadi lupa peranan Tuhan. Dan lupa pula melakukan panggilannya sebagai orang Kristen, yakni menjadi saluran berkat bagi sesame dan buat pekerjaan Tuhan. Dalam renungan hari ini dikatakan dalam ayat 9: hari ini adalah hari baik. Artinya, keberhasilan ini adalah dari Tuhan, dan pakailah memuliakan Nama Tuhan. Kiranya melalui keteladanan keempat orang kusta ini dapat memotivasi kita agar tetap memelihara kebersamaan, melepaskan pengampunan sekaligus menunjukkan keperdulian kita terhadap sesame. Amin

Rabu, Juli 08, 2015

TERPUJILAH NAMA TUHAN YESUS KRISTUS

( Markus 11: 20-26 )
Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah”
Semua orang yang melayani dilembaga gerejawi harus Percaya kepada Allah. Arti percaya kepada Allah ialah berpikir seperti Yesus dan bertindak rohani. Dia melandasi hidup diatas firman Tuhan serta menunjukkan intergritas teruji dalam hidup sehari-hari. Kemuliaan Tuhan menjadi tujuan utama saat dia melakukan sesuatu. Ia mengesampingkan hormat dan pujian diri. Dia bekerja giat dengan hasil besar namun bicara sedikit, tak risau walau namanya tak tersiar. 
Apa yang harus kita lakukan supaya berpikir dan bertindak rohani ?
Pertama, Setiap kita harus rendah hati mendeteksi kelemahan diri dan membiarkan Roh kudus menyempurnakan kita melalui proses Tuhan. Kita akui setiap kelemahan kemudian kita tinggalkan. Artinya, Dari pada dengki lebih baik kita bersinergi. Dan dari pada antipati lebih baik saling berbagi. Anti pati itu menghalangi rezeki dan pasti menumbuhkan sakit rohani dan jasmani..... Hati-hati !!
Kedua, Supaya menikmati pembaharuan dan pengurapan Allah setiap orang harus membuka hati terhadap Tuhan Yesus Kristus. Perasaan benar sendiri, harus ditolak karena itu menghalangi kebersamaan bahkan menjadi alat setan merusak persekutuan (Ibr 11:25-26; 1 Petrus 5:8-9).
Ketiga, Jika menyimpan dendam dan akar pahit, kita harus segera buang sebab hal itu sangat jahat dihadapan Tuhan (Kol 3:13; Imamat 19:17-18). Camkanlah, tak ada berkat buat pendendam.  Karakteristis orang Kristen sejati adalah pengampun sebab itulah ajaran utama Tuhan Yesus Kristus dan itu pula sifat Allah kita, yaitu Maha Pengampun (Markus 11:25).  
Keempat, Jangan engkau mudah mengucapkan nazar dihadapan Allah. Sebab nazar itu tidak bisa ditarik kembali (Kej 28:20, 31:13, Hakim 11:30-45, Mazmur 76:12, Oleh sebab itu jika engkau sudah terlanjur mengucapkan nazar dihadapan Tuhan, hanya satu yang harus engkau lakukan, segeralah menunaikannya!!!. Jangan tunda sampai besok, sebab engkau tidak tahu waktu Tuhan menjatuhkan penghakiman karena kelalaianmu terhadap nazar yang kau ucapkan tersebut (Mazmur 76:12).
Kelima, Lembaga gereja adalah institusi buatan sekaligus milik Kristus Yesus. Itulah sebabnya perintah firman menyebar Harta dirumah Tuhan itu bersifat oikumenis dan mutlak. Sekecil apapun persembahanmu untuk mendukung pekerjaan dan Rumah Tuhan, itu baik di hadapan Tuhan (Amsal 11:24-25). Dengan mendukung pelayanan pekerjaan-Nya, kita sedang menabur benih yang baik, sekaligus menunjukkan wujud syukur dan pengakuan bahwa semua yang kita miliki adalah karena kasih Tuhan semata. Persembahan itu merupakan pagar yang mengamankan harta kita, kesehatan dan kebahagiaan kita (Maleakhi 3:9-10)
Kesimpulan:
1.Berpikir dan bertindak Kristen merupakan indikator utama kedewasaan rohani. Itulah sebabnya kita perlu berdiam diri dihadirat Tuhan, Meditasi. Hal itu akan membuat kita semakin mengenal Dia kemudian semakin intim dengan-Nya (Hosea 4:6; 6:4).
2.Berpikir Kristen berarti selalu konsisten terhadap panggilan, taat pada otoritas. Bersepakat melakukan kebaikan. Mengajak orang lain bertindak luhur dan meneguhkan iman teman (Galatia 6:2,10). Orang yang berpikir Kristen, tetap tenang walau banyak hantu. Tak berhenti walau jalan berliku dan berbatu. Ia tidak hanyut saat lingkungan kacau dan tidak ikut berbuat kacau. Ia terus berkarya saat orang lain sudah menyerah dan tidak berdaya. Orang yang berpikir Kristen selalu mampu melihat peluang dibalik tantangan. Harapannya tetap membara walau orang lain sudah putus asa. Imannya mengalahkan dunia dengan segala nilai-nilainya yang mencelakakan (1 Joh 5:4-5), Haleluya.........!! Amin


Sabtu, Juli 04, 2015

SELAMAT, ANDA ADALAH ORANG KRISTEN!!!

( Markus 11: 20-26 )
Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah”
Semua orang yang melayani dilembaga gerejawi haruslah percaya kepada Allah!! Dan tanda orang yang percaya kepada Allah adalah selalu berpikir dan bertindak rohani. Itulah sebabnya, didalam pelayanan gerejawi integritas sangat diutamakan dan pengabdian tulus merupakan landasan. Cari hormat dan pujian bukanlah motiv melayani. Tuhan harus menjadi tujuan sebab itu pengenalan akan Allah mutlak tak bisa ditawar. Apa yang harus kita lakukan supaya senantiasa berpikir dan bertindak rohani sebagai indicator sebagai orang yang Percaya ?
Pertama, Setiap kita harus rendah hati mendeteksi kelemahan diri dan membiarkan Roh kudus menyempurnakannya sampai sempurna dihadapan-Nya. Kita akui kelemahan itu dan kita tinggalkan. Artinya, Dari pada saling iri dan dengki lebih baik kita bersinergi. Dan dari pada kita menebar antipati lebih baik kita saling berbagi. Antipati itu menghalangi rezeki dan pasti menumbuhkan sakit rohani dan jasmani, sementara berbagi itu berkatnya multi dimensi dan rezekinya tak pernah berhenti, Itulah sebanya setiap kita harus membuka hati supaya dikuasai kasih Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian kita leluasa menikmati pembaharuan dan pengurapan Allah. Perasaan benar sendiri, harus ditolak karena itu menimbulkan kesombongan dan menghalangi kebersamaan bahkan menjadi alat setan merusak persekutuan (Ibr 11:25-26; 1 Petrus 5:8-9).
Kedua, Jika menyimpan dendam dan akar pahit, kita harus segera buang sebab hal itu sangat jahat dihadapan Tuhan (Kol 3:13; Imamat 19:17-18). Camkanlah, tak ada berkat buat pendendam.  Karakteristis orang Kristen sejati adalah pengampun sebab itulah ajaran utama Tuhan Yesus Kristus dan itu pula sifat Allah kita, yaitu Maha Pengampun (Markus 11:25).  
Ketiga, Jangan engkau mudah mengucapkan nazar dihadapan Allah. Sebab nazar itu tidak bisa ditarik kembali (Kej 28:20, 31:13, Hakim 11:30-45, Mazmur 76:12, Oleh sebab itu jika engkau sudah terlanjur mengucapkan nazar dihadapan Tuhan, hanya satu yang harus engkau lakukan, segeralah menunaikannya!!!. Jangan tunda sampai besok, sebab engkau tidak tahu waktu Tuhan menjatuhkan penghakiman karena kelalaianmu terhadap nazar yang kau ucapkan tersebut (Mazmur 76:12).
Keempat, Lembaga gereja adalah institusi buatan sekaligus milik Kristus Yesus. Itulah sebabnya perintah firman menyebar Harta dirumah Tuhan itu bersifat oikumenis dan mutlak. Sekecil apapun persembahanmu untuk mendukung pekerjaan dan Rumah Tuhan, itu baik di hadapan Tuhan (Amsal 11:24-25). Dengan mendukung pelayanan pekerjaan-Nya, kita sedang menabur benih yang baik, sekaligus menunjukkan syukur dan pengakuan bahwa semua yang kita miliki adalah karena kasih Tuhan semata. Persembahan itu merupakan pagar yang mengamankan harta kita, menjaga tubuh kita supaya tetap sehat memelihara hati kita supaya kita selalu berlimpah bahagia (Maleakhi 3:9-10; Yesaya 48: 17-19).
Kesimpulan:
1.Berpikir dan bertindak Kristen merupakan indikator utama kedewasaan rohani. Itulah sebabnya kita perlu berdiam diri dihadirat Tuhan, Meditasi itu penting!!. Karena hal itu membuat kita semakin mengenal Dia kemudian semakin intim dengan-Nya (Hosea 4:6; 6:4; ).
2.Berpikir Kristen berarti selalu konsisten terhadap panggilan, taat pada otoritas, bersepakat melakukan kebaikan. Mengajak orang lain bertindak luhur dan meneguhkan iman teman (Galatia 6:2,10). Orang yang berpikir Kristen, tetap tenang sekalipun banyak hantu. Tak berhenti melangkah walau jalan berliku dan berbatu. Ia tidak hanyut saat lingkungan kacau dan tidak ikut berbuat kacau. Ia terus berkarya saat orang lain sudah menyerah dan tidak berdaya. Orang yang berpikir Kristen selalu mampu melihat peluang dibalik tantangan. Harapannya tetap membara walau orang lain sudah putus asa. Imannya mengalahkan dunia dengan segala nilai-nilainya yang mencelakakan (1 Joh 5:4-5), Haleluya.........!! Amin


Sabtu, Juni 20, 2015

Awas Pedang Allah !!!

(Wahyu 2 : 12-17)
Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulutku ini
Banyak jalan menuju Roma, demikian ungkapan yang sangat familiar yg sering kita dengarkan. Artinya, untuk tiba pada sebuah tujuan dibutuhkan jalan. Untuk itu setiap orang menentukan sendiri jalan mana yang harus mereka tempuh, dan meyakini bahwa jalan yang dipilih tersebut adalah jalan yang terbaik untuk menuju tujuan. Namun banyak sekali manusia sudah memiliki tujuan yang baik dan mulia, namun salah saat memilih jalan. Akibatnya ialah mereka tersesat dan tidak pernah sampai di tujuan (Amsal 14:12)
Jemaat Pergamus mengira telah melakukan ibadah yang benar dan berkenan kepada Allah. Tetapi dihadapan Tuhan mereka ternyata keliru. Pemahaman dogma yang dipelajari dan yang dianut sebagian besar anggota jemaat, sesat, karena mengikuti ajaran yang tidak sesuai iman dan Hukum Tuhan yang benar. Pengajar mereka penuh semangat, tetapi memiliki dasar keimanan yang salah dan menyimpang sehingga minus dihadapan Tuhan. Kepada Jemaat tersebut Tuhan Yesus berkata untuk segera bertobat disertai dengan ancaman: “Jika tidak demikian Aku akan Segera datang”. Untuk apakah Yesus Kristus datang kepada jemaat Pergamus? Dia datang bukan untuk membawa berkat, tetapi membawa penghakiman, yakni pedang Allah (ay 16). Itulah sebabnya, kita harus menguji diri kita berdasarkan kebenaran Allah, bukan berdasarkan kebenaran sendiri. Jemaat Pergamus adalah salah satu contoh jemaat yang berpatokan dengan kebenaran sendiri yang dapat kita buat sebagai acuan utama. 
Dalam sejarah gereja, Jemaat Pergamus -salah satu dari tujuh kaki Dian emas Tuhan- tersebut tetap mengeraskan hati didalam dosa dan pemberontakan. Mereka menutup hati dan telinga terhadap firman Tuhan. Mereka lebih suka kehidupan gereja  ‘terduniawikan’. Yang penting senang, hati terpuaskan tak perduli dengan nilai-nilai ketuhanan. Sejarah menuliskan, Tahun 117 Masehi, jemaat Pergamus tersebut mengalami penganiayaan yang dahsyat dan kemudian lenyap tanpa bekas. Tragis…!!!
Mengapa Tuhan membiarkan gereja Pergamus lenyap? Bukankah Dia sendiri yang mendirikan-Nya? Mengapa Tuhan Yesus Kristus seakan-akan tidak menginginkan gereja berkembang dan seolah-olah tidak mau melindungi umatNya dari segala ancaman?. Ada dua hal yang perlu kita ingat sekaligus menjadi pelajaran bagi kita dalam memenuhi panggilan Tuhan.
Pertama. Tuhan mau melihat panggilan beribadah itu dilakukan dengan benar. Dia ingin melihat orang yang hadir beribadah hanya untuk memuliakan Tuhan bukan untuk memuaskan diri sendiri atau melihat dosa orang. Tuhan setuju dan berjanji untuk memberi keuntungan bagi orang yang beribadah, tapi ibadah tersebut harus disertai rasa cukup: cukup benar, cukup menghargai hadirat Tuhan, cukup peduli dengan sesama, dan cukup menjaga kekudusan. (1 Tim 6:2-6).
Kedua, Tuhan lebih menghendaki sebuah lembaga gereja lenyap dari pada nama-Nya dihujat karena cara hidup orang-orang yang beribadah didalam lembaga tersebut menyimpang. Dia membela gerejaNya yang hidup dalam kekudusan dan mengijinkan gereja yang hidup dalam kedagingan mengalami nasip seperti jemaat Pergamus.
Ketiga, Tuhan menghendaki setiap umat-Nya memiliki kualitas iman yang pas. Menyelesaikan setiap pekerjaan yang dipercayakan-Nya sampai tuntas. Tuhan tidak ingin seorangpun berpangku tangan dan bertindak serampangan.

Kota Roma adalah tujuan perjalanan yang baik. Roma adalah pusat pemerintahan, politik, religi sekaligus pusat keuangan. Kota impian. Dan banyak jalan kesana. Tetapi untuk tiba kepada sebuah kualitas Hidup seperti Tuhan kehendaki hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus dengan Kebenaran-Nya. Tak ada yang lain, Amin.       


Selasa, Juni 02, 2015

TETAPLAH TENANG

Walau hari ini mendung, bukan berarti matahari tidak ada. Sinarnya hanya terhalang oleh embun tebal. walau hari ini semuanya terasa tidak mendukung, percayalah Tuhan itu setia, Dia selalu mendukung engkau dengan tangan-Nya yang membawa kemenangan, Jangan menyerah teruslah berjuang. Tuhan Yesus Kristus memberkati..

Rabu, Mei 27, 2015

SUPLEMENT ROHANI

Semua yang ditulis diblog rohani ini bertujuan untuk memberkati umat Tuhan yang lapar dan haus akan kebenaran. Selanjutnya juga menjadi sarana komunikasi sekaligus silaturrahmi untuk semua Umat Tuhan yang rindu membantu pengadaan Tempat Ibadah  GBI Aletheia. Saudara dapat mendonasi Pelayanan kami Secara rutin maupun insidentil. Saat ini kami masih menyewa tempat ibadah Di Gedung Bakmi Naga Pamulang,Lt Dasar.

Renungan ini boleh dipakai atau dikutip menjadi renungan diwarta jemaat gereja masing-masing asal menjadi berkat dan bersikap jujur.


Minggu, Mei 17, 2015

Aku orang Kristen yang Hebat

                                                                        MATIUS 5:17-48                          
                                    Kamu telah mendengar firman: mata ganti mata gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu:
janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,…… (Matius 5:38-39)
Dalam pikiran kritis, orang Kristen suka bertanya: Mengapa Yesus Kristus harus membawa ajaran baru?          Mengapa tidak ikut agama Yahudi saja dan mengajarkan Hukum Taurat? Bukankah Hukum Taurat itu sudah 
 cukup? Jawabannya ialah, Tidak Cukup !!
 Saudara, Hukum Taurat membuat manusia tertekan dan berada dibawah kutuk. Sepuluh Hukum itu berbentuk larangan dan  akibatnya menghilangkan ruang gerak manusia. Segala bentuk kesalahan kepada Tuhan harus diganjar  dengan keras dan setiap perbuatan jahat sesama harus dibayar dengan ukuran yang jelas. Nyawa ganti nyawa, bengkak ganti bengkak, patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi ( Keluaran 21:23-24). Hukum Taurat itu sangat keras tak mengenal belas kasihan sama dengan Hukum dan ajaran Yesus Kristus yang sebenarnya jauh lebih keras dan tegas. Ajaran Yesus kristus tidak hanya menyasar jemaat saja tetapi semua orang Kristen termasuk para hamba-hamba Tuhan. Ajaran Taurat menghukum orang yang sudah berbuat kejahatan, tetapi ajaran Yesus Kristus menghukum semua orang bersalah termasuk orang yang salahnya hanya baru berkata dan berniat jahat. Untuk lebih jelas, ayat renungan hari ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi kita mengenai perbedaan ajaran tersebut, yaitu:
ay 17: Taurat berkata, yang membunuh harus dihukum mati. Yesus bersabda: “ yang marah  dan yg berkata kafir harus diadili bahkan yg berkata jahil, harus diserahkan ke dalam neraka yg menyala-nyala. Artinya, meskipun hanya berkata jahat dan dikuasai emosi negative saja, harus dihukum. Olehnya, korbqan persembahanpun tak ada guna, sia-sia!! 
Ayat 27: Taurat berkata:” Orang yang berzinah harus dihukum mati!”. Tetapi Yesus ber Sabda: Bukan hanya yang sudah berzinah saja yg harus dihukum, melain setiap lelaki yang memandang perempuan dan berpikir tidak senonoh kepadanya, harus dihukum.
Ayat 33 : Taurat berkata: “jangan bersumpah palsu…” Tetapi Yesus berkata: “ jangan sekali-kali mengucapkan sumpah apapun”. Artinya, kejujuran harus menjadi budaya setiap orang. Sebab jika kejujuran sudah menjadi budaya,maka sumpah tidak lagi dibutuhkan. Itulah sebabnya Yesus Kristus bersabda: Jika ya hendaklah kau katakan: ya, jika tidak hendaklah kau katakan: tidak, apa yang lebih dari pada itu berasal dari sijahat..
Ayat 38: Taurat berkata: “ mata ganti mata dan gigi ganti gigi” Tetapi Yesus besabda: janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”
Ayat 40: Taurat berkata: “ ….bencilah musuhmu”. Tetapi Yesus bersabda: kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu. Artinya, setiap orang yang berbuat jahat kepada kita harus dikasihi dan didoakan, apalagi orang yang hanya berkata negative. Artinya kesalahan orang lain jangan justeru membuat kita jatuh kepada dosa.
Apakah yang terkandung dari ajaran Taurat dan Ajaran Yesus Kristus itu? Firman Tuhan ingin memberi penegasan kepada kita bahwa dosa tidak hanya pemberontakan atau pelanggaran atau perbuatan tidak senonoh manusia, tetapi juga saat hati kita  ber niat jahat dan saat kita tidak melakukan perbuatan baik. Saudara, dosa itu dahsyat!!.
Perbedaan itu juga berkaitan dengan ukuran pertobatan manusia. Bertobat bukan hanya sekedar menyesal dan meninggalkan perbuatan yang salah. Orang yang bertobat harus mengalami pembaharuan (metanoia). Orang yang bertobat harus menunjukkan perubahan hati atau pikiran dan bermuara pada perubahan perilaku. Inilah yang disebut lahir baru. Ada komitmen serta keputusan yang radikal. Sekali bertobat tetap bertobat. Tidak kumat lagi, (2 Korintus 5:17) dan itulah yang dikerjakan Tuhan Yesus Kristus dan dkaruniakanNya kepada kita. Dia membebaskan kita. Jangan mau terikat lagi lah….
Sebagai orang yang sudah menikmati Anugerah, kita perlu membuang konsep Taurat yang cenderung hanya mencari kesalahan kemudian menghakimi orang lain. Mari kita membuka hati supaya dikuasai hukum kasih dan karunia Tuhan Yesus Kristus supayan kita dijauhkan dari kejahatan karena merasa benar sendiri. Mari menikmati pembaharuan dan pengurapan Allah terus menerus. Sebab urapan hanya ada dan dialami orang yang selalu tunduk diri sambil ‘memukul diri’ dan berkata: “ ya Tuhan ampunilah aku yang berdosa ini” (Lukas 18:13) Pengurapan tidak akan dialami yang menunjuk-nunjuk dosa orang dan membuatnya sebagai ukuran kekudusan diri ( Matius 7:3-5). Pengurapan hanya diterima orang yang hanya menyelidiki dirinya sendiri dan mengakui kejahatannya dihadapan Allah. Demikianlah orang Kristen yang hebat, Amin. (Pdt.HR Hutapea, STh, MA)


Selasa, Mei 12, 2015

IMAN YANG HEBAT ( Markus 11:20-25 )

                       Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! (ay22)
          Banyak orang mengaku beriman tetapi tidak pernah menunjukkan bukti imannya dan tak pernah menikmati buah iman tersebut. Mengapa demikian dan bagaimana cara  supaya iman itu membawa perubahan? Melalui renungan ini kita belajar tentang iman yang membawa perubahan hebat.                      
Iman yang hebat itu itu lintas ras, bangsa, dan benua. Tuhan tidak memandang tampang tetapi memandang iman yang berkualitas. Semua manusia adalah ciptaan-Nya dan dirancang memuliakan Tuhan sebagai pencipta. Manusia itu ada yg berkulit hitam ada juga yg berkulit putih. Bentuk tubuhnya pun beragam. Ada yang  kurus ada pula yang gemuk. Ada yg terlahir  cantik, ayu, tampan dan rupawan. Bentuk tubuhnya ideal dan enak dipandang, itu bagus. tetapi yang paling penting perilaku harus halus selaras dengan wajahnya yg cantik ayu; perkataannya harus lembut membangun. Hati tulus dan rindu bersekutu dan menjadi sesame bagi mereka yang membutuhkan. Sebaliknya tak sedikit orang terlahir dengan tampang pas-pasan. wajah garang, kulit kasar. Walau demikian  hatinya luhur berbudi, penuh kasih sayang. Kata-katanya lembut dan sopan serta perduli kepada teman. Walau tak berlimpah harta, namun suka berbagi sera penuh welaskasih. Itulah keunikan manusia dengan karakternya yang beragam yang kita temukan dalam kehidupan dan dipersekutuanBagaimanapun tampilan anda, wajahmu ayu atau pas-pasan, ketahuilah itu adalah anugerah Tuhan, bangunlah iman dan senangdungkanlah pujian. Imanmu akan mendorongmu untuk bersyukur dan membuat tindakanmu selalu terukur, jauh dari cemburu dan perasaan terancam. Iman tersebut akan memampukanmu bertindak selaras dengan tuntutan Tuhan. Sehingga orang yang wajah ayu dan yang wajah pas-pasan  sama-sama menjadi pemenang sebab kepadamu Tuhan berkenan. Iman akan membuat wajah ayu semakin ayu dan membuat wajah yang pas-pasan berkilau penuh kemuliaan, haleluya.
Iman yg hebat itu setujuan dengan Allah. Orang yang beriman menghargai setiap rangkaian Karya Allah. Dan menyadarinya sebagai suatu rangkaian yang utuh dan menyatu. Iman adalah sari dari pertobatan dan penyembahan. Itulah sebabnya dilawat dan dipenuhi Roh kudus adalah sebuah keharusan. Intinya adalah intim dengan Bapa!. Hal itu dapat kita temukan dalam diri Bapa orang beriman yaitu Abraham. Imannya Nampak melalui caranya bersikap luhur terhadap orang lain. Dia tulus, menjauhkan rasa takut dan setiap prasangka buruk. Imannya mendorongnya untuk selalu bertindak ramah dan rasa hormat, memberi jamuan dengan menu terbaik. Inilah lambang persekutuan yang sebenarnya. Kita memberi hati dan korban kita, dan Tuhan melawat kita. Itulah tindakan yang setujuan dengan Allah, haleluyah !!
Iman yang hebat berkaitan erat dengan Keintiman. Indikator orang yang beriman adalah intim secara social dan intim dengan Bapa Sorgawi. Keintiman social menciptakan harmoni dan harmoni tersebut mendorong tumbuhnya spiritualitas. Atmosfir spiritual akan mewadahi terwujudnya kehidupan yang damai. Firman dan isi hati Tuhan disingkapkan. Kuasa dan berkat-Nya dinyatakan, puji Tuhan.
Dalam nats hari ini (ay 22) kita diajak untuk percaya. Maksudnya adalah percaya yang benar yang nampak melalui pikiran dan tindakan. Gereja membutuhkan orang-orang yang dipenuhi iman, bukan janji iman. Sebaiknya perkataaan "janji iman" itu harus diganti dengan "janji kasih". Janji iman cenderung membatasi kuasa Allah, sementara 'janji kasih' mengundang kuasa dan penyataan Allah. Pikiran duniawi dan kuasa setan dan penyakit hanya dapat dikalahkan dengan iman (1 Pet 5:8-9; 1 Yohanes 5:4-5; Mazmur 107:17-20). Sementara kasih dibutuhkan dalam segala hal termasuk didalam kekekalan. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata: yang terbesar adalah Kasih, haleluya.......! 
Selama hidup didunia ini, kita membuthkan iman. Setiap keluarga membutuhkan anggota yg beriman. Negara membutuhkan pemimpin yang beriman. Iman adalah kunci transformasi dan kehidupan yang lebih baik. Dengan iman yang timbul dan pendengaran firman Tuhan dan iman yang berkembang karena suka berkorban dan bertindak luhur, kita menjadi pemenang (1kor 6:10). Iman tanpa Kasih adalah sia-sia, tetapi didalam kasih, iman itu pasti ada, Amin. 

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...