Sabtu, Maret 21, 2015

DAHSYAT, KITA ADALAH UMAT PILIHAN ALLAH

                                                               KEJADIAN 6:1-22      
“Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi,…” (ay 7a)
Menghapuskan manusia dari muka bumi merupakan keputusan yang dahsyat. Disitu terkandung murka sekaligus keadilan dan kedaulatan Allah.  Tuhan memberi waktu untuk bertobat, namun manusia tidak berubah. Tuhan panjang sabar tetapi manusia mengeraskan hati. Dari pada taat kepada Penciptanya, manusia lebih mendengar kata hatinya. Manusa adalah ciptaan yang mulia namun lupa bersyukur. Niat dan perbuatannya nagwur dan jahat semata. Manusia bertindak terbalik dengan pencipta-Nya. Bagaikan tanah liat yang dirancang bulat tetapi hasilnya berwujud lonjong, ia harus didaur ulang. Demikian juga manusia. Dirancang serupa Penciptanya, namun berwujud seterunya, manusia itu harus ‘didaur ulang’. Demikianlah Titah Tuhan.
Peristiwa pemusnahan manusia melalui air bah merupakan sebuah peringatan bagi manusia disepanjang abad. Sebagai generasi keturunan yang luput dari air bah, kita dipanggil untuk membuat peristiwa air bah sebagai pelajaran yang berharga. Kita perlu menghargai karunia Allah dengan selalu memahami bahwa dibalik anugerah ada hukum dan keadilan Allah. Anugerah Tuhan itu harus diresfoni dengan ketaatan dan syukur. Tuhan sayang manusia, itu pasti !! Tetapi Tuhan pun menuntut ketaatan kepada firman-Nya. Tanpa ketaatan manusia, Anugerah Yesus Kristus tak berdampak keselamatan. Anugerah bagaikan derma yang disiasiakan.
Dalam nats ini kita menemukan dua alasan pokok mengapa TUHAN memusnahkan manusia, yaitu: Pertama, bumi yang dicipta indah itu dirusak manusia. Kedua, manusia yang adalah gambar Allah itu cenderung menjalankan kehidupan rusak yang dibumi.  Dari dua alasan ini kita dapat membuat kesimpulan sebagai sumber permasalahan, yakni: Dosa Adam dan Hawa dengan hukuman yang mereka terima, tidak membuat mereka bertekun mengajar kebenaran terhadap anak-anaknya. Keintiman yang pernah dinikmati bersama Tuhan, tidak sanggup membuat mereka mengestafetkan iman dan akhlak kepada seluruh keturunannya. Usia yang panjang yg membuat Adam hidup sampai sepuluh generasi keturunan, tetapi, tidak dimaksimalkan untuk menjadi guru dan gembala yang berwibawa dihadapan anak dan cucu  dari cucunya. Tragis............!!!
Mengapa Nuh diselamatkan dan yang lain dimusnahkan? Ada beberapa jawaban yang seterusnya dapat kita terapkan dalam kehidupan kita masing-masing? Yaitu:
Pertama, Nuh hidup benar dan tidak bercela di zamannya. Lingkungan yang buruk tidak mempengaruhi Nuh. Inilah indicator iman. Tidak terpengaruh melainkan mempengaruhi. Luar biasa!! Hidup ditengah lingkungan yang buruk itu sangat berat, tetapi konsistensi didalam Tuhan mendatangkan kekuatan, haleluyah…!
Kedua, Nuh hidup bergaul dengan Allah. Biar lingkungan rusak dan jahat, Nuh tetap hidup benar dan melakukan kebenaran. Dalam segala keadaan, Nuh tetap teguh. Ini namanya menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan!! Rahasianya adalah kualitas hubungan dengan Allah. Keintiman dengan Bapa menghadirkan kuasa, dan Kuasa-Nya memampukan kita menjadi pemenang, Puji Tuhan!!!
Saat ini, penghakiman Tuhan tetap berlaku dalam bentuk lain, tetapi kuasa-Nya juga tidak berubah untuk meluputkan kita dari penghakiman tersebut. Alangkah baiknya jika kita hidup seperti Nuh. hidup benar dan tidak bercela, bergaul dengan Allah dan taat, Amin. 
Doaku menyertai saudara, Pdt H R Hutapea, STh, MA.

Tidak ada komentar:

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...