Kamis, Maret 24, 2016

MATI UNTUK MENANG

Markus 15:33-41
Pada jam dua belas, kegelapan  meliputi seluruh daerah  itu dan berlangsung sampai jam tiga (ayat 33)
Siang yang biasanya terang benderang, kini berubah menjadi gelap mencekam. Unggas dan binatang menenjerit dengan karakter suara yang beraneka ragam. Manusia menepuk dadanya dan mencari aman disembarang tenmpat. Peristiwa itu berlangsung cukup lama, tiga jam. Dahsyat!! Ada apakah gerangan sehingga terang itu menjadi gelap? Apakah matahari telah lenyap ataukah karena tertutup bulan? Atau mungkinkah karena tertutup awan? Tidak, matahari tetap ada hanya tidak bersinar,  tepatnya tidak mampu bersinar. Mengapa tidak mampu bersinar? Karena sumber dari segala terang, dan pencipta segala terang itu sedang mengalami penderitaan yang tiada tara bahkan sampai mati di atas kayu salib. Karena kematianNya, alam semesta berduka, meratap bagai orang yang tersayat. Bumi jadi gelap pertanda Yesus Kristus tak layak sengsara. Memang tak seharusnya DIa di sana. Kita seharusnya yang digantung di sana. Kenapa kita yang seharusnya mati di sana? Karena kita seringkali berkata jahat, berpikir jahat sekaligus berbuat jahat. Kaki kita seringkali membawa kita kepada dosa dan tangan kita acapkali melakukan yang jahat. Kita menahan kebaikan, menutupi pintu maaf, membunuh kebenaran bahkan menolak dan mencurigai orang benar. Seringkali kita berkata “kasihan”, namun kita mengatupkan tangan. Kita mau menerima tetapi tidak mau memberi, kita mau diampuni tetapi kita tetap dendam setengah mati. Kita tidak mau diganggu, tetapi seringkali mengganggu orang lain. Yesus Kristus menderita dan mati, tetapi kita bersuka karena hidup dan bebas. Haleluya.
Yesus Kristus mati, matahari pun ‘mati!'. Bagaimana kita bersikap dalam mengenang hari Kematian Yesus Kristus itu? Apa yang dapat kita persembahkan sebagai rasa syukur dan terimakasih kita? Banyak hal yang dapat kita perbuat sebagai balasan kasih Yesus yang sejati itu, yakni berbuat kasih kepada semua manusia yang kepada mereka juga Yesus Kristus mati. Itulah sebabnya Yesus Kristus bersabda demikian: Ketika Aku  lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu kamu memberi Aku minum, Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian. ketika Aku sakit, kamu melawat Aku. Ketika Aku dalam penjara, kamu mengunjung Aku (Matius 25:35-36). Artinya semua kebaikan, kasih sayang yang kita lakukan kepada orang lain, kita telah melakukannya untuk Tuhan. Itulah sebanya, dikatakan oleh firman Tuhan: Janganlah jemu-jemu berbuat baik, sebab jika waktunya sudah tiba kamu akan mendapatkannya kembali (Galatia 6:10)
Hari-hari ini, banyak metode unggul diajarkan, tak terhitung buku metode berhasil diterbitkan. Ribuan seminar rahasia hidup sehat diselenggarakan. Tidak terhitung pula metode panjang umur dan bahagia didiskusikan, namun semuanya itu hasilnya susah diukur. Firman Tuhan berkata, hanya satu metode yg actual dan tepat disepanjang masa, yaitu hidup didalam cinta kasih Tuhan. Hidup dalam cinta  kasih berarti, selalu menjadi berkat bagi orang lain, tulus tanpa cela.
Saudara, Meningkatkan kapasitas diri itu harus. Memakai manajement unggul itu perlu. Namun jika tanpa cinta kasih, semuanya tak bermakna. Cinta kasih adalah satu-satunya jaminan kebahagiaan sekaligus jaminan untuk sehat dan berhasil, Tak ada yang lain. Itulah sebabnya Yesus Kristus mati untuk semua orang. Di Jumat Agung, Yesus Kristus menunjukkan kualitas cinta kasih yang sesungguhnya dan di dalam Paskah Dia menujukkan kemenangan besar karena cinta kasih tersebut. Korban Kristus memberikan kita metode unggul yang sebenarnya. Mennghargai waktu itu wajib. Bekerja keras itu mutlak. Dan semua itu harus kita lakukan dengan berkorban. yakni mengorbankan waktu tidur, waktu santai, waktu dengan keluarga. Tetapi ingatlah, pengorbanan itu pasti ada hasilnya. Karena semakin besar korban kita, semakin besar hasil yang kita dapatkan. Pengorbanan adalah jalan kemenangan. 
Orang yang menabur dengan air mata akan menuai dengan sorak sorai. Itulah korban. Tak akan ada panen besar tanpa korban besar. Tak akan ada musim menuai jika tak ada musim menabur. Jika ada yang menuai tanpa menabur, dia adalah pencuri dan perampok.
Yesus Kristus menang, karena Dia berkorban dan mati di atas kayu salib. Raihlah kemenangan besar dengan korban besar. Selamat Jumat Agung, God bless you all..  Amin.

Tidak ada komentar:

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...