Sabtu, Maret 04, 2017

YANG SUKA DILUPAKAN

Seorang bapak kira2 usia 65 tahun duduk sendiri di sebuah lounge bandara Soekarno-Hatta, menunggu pesawat yg akan menerbangkannya ke Kualanamu. 
Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong. Beberapa  menit kemudian ia menyapaku.

_“Dik hendak ke Medan juga?”_
_“Saya ke Siantar via Medan, Pak. Bapak ke Medan?”_
_“Iya.”_
_“Bapak sendiri?”_
_“Iya.”_ Senyumnya datar. Menghela nafas panjang._“Dik kerja dimana?”_
_“Saya serabutan, Pak,”_ sahutku sekenanya.
_“Serabutan tapi mapan, ya?”_ Ia tersenyum. _“Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”_
Aku tertegun. _“Kok begitu, Pak?”_
Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki 2 orang anak yg sdh besar2. Yg sulung sdh mapan bekerja di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. Yg bungsu, msh kuliah S2 di USA.
Ketika ia berkisah ttg rumahnya yg mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yg hanya dihuni olehnya seorang, dikawani 1 org satpam, 2 org pembantu & 1 org sopir pribadinya, ia menyeka airmata di kelopak matanya dgn tisue.
_“Dik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya. Semua yg saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yg selalu memburu duit, duit, dan duit, sampai lalai mendidik anak tentang agama, ibadah, silaturrahmi dan berbakti pada orangtua._
_Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat istri saya menjelang meninggal dunia karena sakit kanker rahim yg dideritanya, anak kami yg sulung hanya berkirim SMS tak bisa pulang mendampingi akhir hayat mamanya gara-gara harus meeting dengan koleganya dari Swedia. Sibuk. Iya, sibuk sekali…. Sementara anak bungsu saya mengabari via WA bahwa ia sedang mid - test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang...”_
_“Bapak, Bapak sabar ya….”_ 
Tidak ada kalimat lain yg bisa aku ucapkan selain itu.

Ia tersenyum kecut. 
_“Sabar sudah saya jadikan lautan terdalam dan terluas untuk membuang segala sesal saya, dik..._
_Meski telat, saya telah menginsafi satu hal yg paling berharga dalam hidup manusia, yakni materi bukanlah segalanya dlm kehidupan manusia , krn semuanya itu akan kita tinggalkan ! Tetapi yg perlu kita mengerti & sadari adalah , dari mana dan hendak ke mana kita akhirnya. Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita kembali. Di luar itu, semua semu. Tidak hakiki..._ 

_Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yg merana di masa tuanya….”_
Ia mengelus bahuku –aku tiba2 teringat bapakku. 
Spontan aku memeluk Bapak tsb..
Tak sadar menetes airmata..
Bapak tua tersebut juga meneteskan airmata....
...... *kejadian ini telah menyadarkan aku, bhw mendidik anak tujuan utamanya harus memiliki takut akan Tuhan, bukan kaya. Tanpa kita didikpun berkat anak sudah dijamin oleh Tuhan, tapi tidak ada jaminan tentang ke-imanan-nya, orangtualah yg harus berusaha untuk mendidik & menanamkannya kpd anak2nya.*

"Cari dahulu kerajaan Allah, maka semua akan ditambahkan kepadamu."
Di pesawat, seusai take off, aku melempar pandangan ke luar jendela, ke kabut-kabut yg berserak bergulung2, terasa diri begitu kecil lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya...
*HIDUP ITU SEDERHANA SAJA . MENCARI BERKAT JGN MENGEJAR JUMLAHNYA , KRN ITU TDK AKAN PERNAH BISA MEMUASKAN ANDA !  KEJARLAH ALLAH , MAKA HIDUP MU AKAN DIPUAS KAN DAN BERBAHAGIA..
Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...