Kejadian 11:1-10
mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk
semuanya
Harus diakui setiap orang memiliki ke unikan tersendiri yang tidak mudah untuk bersatu dalam kebersamaan. Perkumpulan apapun namanya, disitu selalu ada gesekan, ada penolakan bahkan ada pertengkaran. Ada perbedaan pendapat, kepentingan diri dan motif yang berbeda. Itualh sebabnya diperlukan norma. Dalam persekutuan kristiani dibutuhkan nilai pengampunan. Selanjutnya, bersama Tuhan Yesus Kristus dan dengan dilandasi pemahaman berlimpahnya berkat, setiap orang akan mengusahakan dan mewujudkan terciptanya kerukunan.
Hidup yang bersatu menghasilkan mujizat yang dahsyat. Hasilnya tak terhitung dan dampaknya sangat signifikan. Oleh sebab itu mari kita berpulih menghampiri saudara kita, membuka hati dan menjabat tangannya dan saling berkata, "Tuhan mengasihi kita, mari kita saling mengasihi". Sebab itu setiap orang yang sengaja atau tidak sengaja menciptakan disharmoni harus berinsiatif dan bergegas untuk membangun damai, jika tidak dia akan menuai antipati dari semua orang termasuk dari orang yang diharapkan perduli. Itulah hukum emas berelasi yang tak pernah lekang oleh waktu, tempat. Baik didalam kehidupan social, bisnis dan pelayanan ( Matius 7:12)
Nats hari ini memberi pelajaran yang sangat penting, bersatu didalam dosa dan pemberontakan kepada Allah hasilnya luar biasa. Walau tehnologi sederhana, orang babel itu mampu membangun menara. Apalagi jika bersatu didalam kasih dan kebenaran Allah, pasti hasilnya jauh lebih hebat dan berdampak..
Saudara! Membangun hubungan yang rukun itu sangat sulit., tetapi
itu harus. Sebab hidup yang harmoni dimulai dengan rukun. Hidup rukum merupakan
impian dan kebutuhan natural setiap orang. Hidup rukun membuat orang bahagia, hidup
ribut membuat orang sengsara. Dalam rukun ada rekonsiliasi, ada kata
maaf, ada penerimaan yg tulus. Ada pemulihan hubungan yg retak kemudian ada
kesepakatan untuk saling menopang. Intinya didalam sebuah hubungan yang harmoni
ada transformasi relasi. Didalam relasi yang pulih tersebut masing-masing orang
akan berkata: "bukan
kamu yang salah melainkan aku". Selumbar dimata orang jangan dibesar besarkan dan balok dimata
sendiri harus dilenyapkan (Matius 7:1-5). Bersama-sama saling merendahkan hati.
Itulah esensi murid Kristus, tak ada yang lain.
Hidup damai, rukun dan harmonis merupakan sebuah kualitas hidup
impian setiap orang. Banyak
rukun, banyak berkat, tidak rukun tidak ada berkat sebab Allah tidak hadir.
Hidup rukun itu sangat penting. Namun saat ini keadaan seperti itu semakin hari
semakin langka bahkan cenderung mendapatkan tantangan besar. Damai dan rukun
hilang dari lingkungan sosial masyarakyat, dari keluarga, bahkan dari
lingkungan gereja. Tak bisa dipungkiri, gaya hidup modern
membuat kasih antar sesame terhidrasi, hilanglah empaty, terkiskislah toleransi
dan punahlah silaturrahmi, Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar