Roma 12 : 9 –2 1
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan
Setiap
orang pasti setuju bahwa menerima Perbuatan jahat orang lain merupakan
perbuatan yang sulit. Sebab menjadi seorang korban itu bukan perkara mudah. Setiap
perbuatan jahat pasti menyayat hati, melukai perasaan. Itulah sebabnya tidak
mudah orang melupakan kejahatan yg pernah ia alami. “Tunggu pembalasanku”
demikian biasanya orang bersikap. Itulah sikap orang dunia yang belum bertobat
dan belum dijamah oleh Tuhan. Berbeda dengan kita yg sudah dijamah Tuhan, kita
memiliki nilai yg unik dan ajaib seperti yg ditunjukkan oleh rasul Paulus.
Paulus yang menulis surat Roma
ini telah lebih dahulu melakukannya. Paulus mengalami berbagai bentuk
penganiayaan yg dilakukan oleh orang yang menolak kebenaran (2 Kor 11:23-33) Sebagai
seorang yang sudah diselamatkan, Paulus meneladani sikap Yesus yg rela mengampuni orang-orang
yang memfitnah, menyalibkan dan membunuhNya. Paulus membuat sebuah kesimpulan, Kejahatan hanya boleh dibalas dengan kebaikan, haleluya!!!!
Mengapa kejahatan hanya boleh
dibalas dengan kebaikan?
1.Sebab kita sudah menerima kebaikan Allah
Seorang hakin harus seorang tanpa
salah. Artinya keadilan hanya mungkin dating dari orang yang baik dan
benar dan bebas salah. Sementara semua
manusia adalah salah dihadapan Allah. Penilaian salah manusia pasti subyektif,
sebab ia menilai dari kerangka berpikirnya yang salah. Jika sudah demikian,
maka setiap pembalasan yang coba kita lakukan pasti tidak sebanding dengan yg
dialami. Oleh sebab itu dari pada kita mencoba jadi hakim, lebih baik kita
membalasnya dengan kebaikan, doa berkat dan pengampunan. Tuhan menghendaki kita
membalas kejahatan dengan kebaikan supaya kita semakin layak menjadi alat
kemuliaanNya. Sebab jika kita menjadi alat kemuliaanNya maka kita akan semakin
menikmati berkat berkat-Nya. Mujizat terjadi bagi setiap orang yang melakukan
kebaikan dengan memberikan pengampunan. Tetapi penderitaan, sakit akan dialami
olerh orang yang dendam, benci dan sakit hati. Mari….lepaskan diri saudara dari
setiap perasaan negative betapapun perbuatan orang lain itu sangat menyakiti
perasaan saudara.
2.Sebab penghakiman adalah hak Tuhan
Tuhan satu-satunya yang berkuasa dan berdaulat memberikan pembalasan dengan benar dan setimpal. Di hadapan Allah semuanya
transparan dan jelas. Di Hadapan Nya manusia tidak mungkin berdusta. Pembalasan Tuhan menghasilkan keadilan yang
sejati bagi setiap manusia. Jika seseorang melalukan kebenaran, maka ia
mendapatkan keadilan. Sebaliknya jika orang menebarkan dusta dan kejahatan, ia
tidak akan lolos dari pembalasan Tuhan yang setimpal. Buat orang yang seperti
itu tak ada lagi pembela, yang ada justru pendakwa. Itulah sebabnya Tuhan
menginginkan supaya tak seorangpun yang
menjadi hakin bagi orang lain. Dengan kata lain, jika orang lain menebarkan fitnah, biarkanlah dia. Bahkan kita wajib
berdoa untuknya. Jika orang lain menyakiti saudara, serahkanlah hal itu kepada
Tuhan. Tuhanlah yang benar dan dialah kebenaran itu, sebab itu jangan biarkan
murka Tuhan jatuh atasmu hanya karena terimbas kejahatan org lain.
Bagaimana caranya supaya tidak menjadi hakim yg dapat membuat kita dihakimi oleh Tuhan?
Bergaul dengan Tuhan, itulah
jawabnnya. Dengan bergaul dengan Tuhan kita akan semakin diperbaharui dan
diteguhkan. Dengan bergaul dengan Tuhan kita bebas dari kejahatan karena merasa
benar. Dengan bergaul dengan Tuhan kita dibela saat diperlakukan jahat oleh
orang lain. Orang yang bergaul dengan Tuhan pasti tidak akan dipermalukan,
tetapi dipermuliakan, AMIN.
1 komentar:
Renungan ini didosaksn dan saya harapkan jadi berkat bagi banyak orang. Semua Renungan yg ada di blog merupakan bagian dari warta jemaat GBI Aletheia Pamulang dan ditulis leh Gembala Jemaat, yaitu Pdt Haposan Hutapea STh, MA. Renungan boleh dikutip atau disalin dan dibagikan kejemaat masing-masing dengan etika yg berlaku di bidang penulisan. Jika anda rindu membantu pelayanan kami hubungi kami digedung Bakmi Naga Pamulang, atrau donasikan PERSEMBAHAN ANDA MELALUI BCA Dgn No Acc: 0671025708, Thx.
Posting Komentar