( Hagai 2:1-10 )
KepunyaanKulah perak dan kepunyaanKulah emas, demikianlah Firman Tuhan (ay 9).
KepunyaanKulah perak dan kepunyaanKulah emas, demikianlah Firman Tuhan (ay 9).
Semua pekerjaan baik, yang
dikerjakan dengan prinsip-prinsip Tuhan,
pasti akan diberkati oleh Tuhan. Melakukan pekerjaan dengan prinsip Tuhan
sebenarnya sangat mudah, yakni taat dan
tunduk pada kehendak-Nya dan siap melalui proses Tuhan. Namun fakta
membuktikan, orang enggan. Mengapa demikian? Karena manusia seringkali berpikir
tentang hasil yang besar dengan waktu yg cepat. Niat yang demikian seringkali
mekan sikap yang keliru dan membuat keputusan yang keliru pula. Orang seperti ini
pasti menyangka bahwa hasil yang besar akan selalu mampu di raih dengan cara dan metode yang lazim, yang dipelajari,
serta berdasarkan pengalaman. Ia hanya fokus pada kemampuan berpikir dan naluri serta ketrampilan manajemen semata, danmelupakan Tuhan
Dalam ayat 7 dikatakan, masalah keberkatan adalah sesuatu yang
pasti bagi orang percaya. Namun masalah waktu, adalah urusan Tuhan. Yang
harus manusia lakukan ialah, berdoa sekaligus bekerja. Dua-duanya harus sejalan
dan serentak. Tidak hanya berdoa saja, dan tidak pula hanya bekerja saja. Sebab
kalau hanya berdoa saja, namanya mencobai Tuhan, dan kalau bekerja saja,
namanya melupakan Tuhan. Doa dan kerja haruslah sejalan. Emas
dan perak adalah kepunyaan Tuhan dan akan dikaruniakan kepada setiap orang yang
taat dan tunduk pada prinsip TUHAN.
Selanjutnya dalam ayat 8
dikatakan, saat Tuhan bertindak menggenapi janji-janjiNya, caranya sering kali
tidak masuk akal manusia. Dikatakan dinats tersebut: berkatnya datang mengalir
dengan menggoncangkan segala bangsa. Berkat dari bangsa-bangsa mengalir seperti
sungai. Mengalir seperti sungai berarti tidak sedikit demi sedikit, tidak pula
sekali-sekali, namun bagaikan air yang mengalir dari sumbernya dan masuk memenuhi
bejana-bejana kita. Namun kita perlu ingat, air itu mengalir ketempat yang
rendah bukan kegunung yang tinggi. Kerendahan
hati merupakan sebuah prinsip yg mutlak untuk menikmati berkat dari Tuhan.
Menganut prinsip Tuhan berarti
merendahkan hati. Merendahkan hati, berarti mengakui keterbatasan. Mengakui
keterbatasan berarti membuat Tuhan sebagai tempat bergantung. Bergantung kepada
Tuhan berarti taat kepada sumber berkat dan tunduk pada prinsip yang sudah
ditentukan-Nya. Oleh sebab itu mari kita menikmati berkat special dari Tuhan
dengan meletakkan bejana-bejana kita ditempat yang tepat, supaya ‘air berkat’
masuk dengan leluasa dan kitapun jadi berkat, Amin. (Doaku menyertai setiap saudara, Pdt Haposan Hutapea, STh, MA)
Pokok doa: Terpujilah nama Mu ya Tuhan karena berkat-Mu yang Engkau sediakan sangat berlimpah. Ajar aku supaya layak menikmati berkat itu, Amin.
1 komentar:
JANGAN LEMAH SAAT SAUDARA GAGAL. SELARASKAN METODE SAUDARA DENGAN PRINSIP TUHAN
Posting Komentar